Dinas Kesehatan Purwakarta Adakan Sosialisasi Penanggulangan Penyakit Frambusia

PURWAKARTA – Dinas Kesehatan Purwakarta mengadakan sosialisasi mengenai penanggulangan penyakit Frambusia sebagai persiapan untuk Assessment Eradikasi yang akan diadakan pada bulan Juli mendatang. Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Purwakarta, Dr. Eva Lystia Dewi, bersama dengan JF Administrasi Kesehatan Ahli Pertama, Susan Nur Fitriani, S.Si., turut hadir sebagai narasumber. Acara talkshow yang dipandu oleh Nano S. Dayat ini diadakan di Radio Pro 93.1 FM Purwakarta pada Kamis (13/06/2024).

Kepala Bidang P2P Dinas Kesehatan Purwakarta, Eva Lystia Dewi, menyatakan bahwa penyakit Frambusia sudah tidak ada di Purwakarta. Namun, penyakit menular ini masih banyak terdapat di provinsi-provinsi lain, sehingga ada kemungkinan penyakit ini bisa masuk ke Purwakarta. Karena Purwakarta sudah lama tidak memiliki kasus Frambusia, Dinkes Purwakarta berupaya mendapatkan sertifikat bebas Frambusia.

“Karena kita sudah lama tidak ada kasus Frambusia, maka kita ingin mendapat pengakuan atau sertifikat. Hal ini dikarenakan daerah yang terbukti tidak ada Frambusia akan memperoleh sertifikat bebas Frambusia atau sertifikat eradikasi Frambusia,” ungkap Eva.

Eva menjelaskan bahwa Frambusia merupakan penyakit kulit menular yang disebabkan oleh bakteri Treponema pertenue. Penyakit ini biasanya menyerang anak-anak usia di bawah 15 tahun dan memiliki tiga fase.

“Frambusia merupakan penyakit menular langsung. Pada fase awal, muncul ruam berwarna kuning dengan garis merah yang mengelilinginya. Pada fase kedua, bakteri tetap ada di dalam tubuh hingga fase akhir, di mana ruam dapat menimbulkan rasa nyeri. Bahkan, infeksi bisa mengenai tulang rawan sehingga produktivitas bisa terganggu,” jelas Eva.

JF Administrasi Kesehatan Ahli Pertama, Susan Nur Fitriani, menjelaskan banyak faktor yang menyebabkan penularan penyakit Frambusia.

“Faktor-faktor yang menyebabkan penularan itu antara lain lingkungan yang kumuh, jarang mandi, bertukar pakaian dengan orang lain, serta menggunakan pakaian yang kotor,” jelas Susan.

Susan menjelaskan bahwa pencegahan Frambusia bisa dilakukan dengan menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) untuk membentengi diri dari berbagai penyakit. Ia juga menekankan pentingnya pembersihan dan penutupan luka untuk mencegah masuknya kuman dan bakteri penyebab Frambusia.

“Dinas Kesehatan selalu menggencarkan perilaku hidup bersih dan sehat karena hampir semua penyakit infeksi, termasuk Frambusia, dapat dicegah dengan PHBS. PHBS ini seperti menjaga kebersihan, mandi teratur, mengganti pakaian setiap hari, dan mencuci tangan pakai sabun sebelum makan. Hal ini sangat penting untuk membentengi diri kita dari berbagai jenis penyakit, khususnya penyakit infeksi seperti Frambusia. Untuk pencegahannya, jika kita terkena luka, harus segera dibersihkan dan ditutup untuk mencegah masuknya kuman,” jelas Susan.

Sebagai penutup, Eva menyatakan bahwa untuk mencegah Frambusia, yang dibutuhkan adalah kewaspadaan terhadap luka lama yang bukan disebabkan karena terjatuh atau terluka.

“Dalam mencegah Frambusia, kewaspadaan terhadap luka lama yang bukan disebabkan karena terjatuh sangat penting. Segera datang ke puskesmas untuk diperiksa dan selalu menerapkan PHBS. Purwakarta bebas Frambusia, pasti bisa!” tutupnya. (LA-PRO 93.10 FM)